"Om Swastyastu,
Menurut tinjauan saya, kondisi pertanian di Bali untuk saat ini sudah sedikit lebih maju dalam hal teknologi. Hal ini dipicu oleh semakin berkembangnya teknologi di bidang pertanian, seperti penggunaan traktor sebagai pembajak sawah. Namun pertanian di Bali juga mengalami masalah yang semakin memburuk. Berbagai masalah telah timbul di sektor pertanian dimulai dari sulitnya mencari air untuk irigasi sawah, alih fungsi lahan yang semakin marak, mahalnya harga input produksi, sulitnya mencari pasar, dan sebagainya. Namun hal ini kurang mendapat perhatian dari para pemerintah kita sebab untuk di Bali sendiri program utama yang menjadi program pembangunan adalah sektor Pariwisata dan Perdagangan, sedangkan pertanian mendapat urutan ketiga (BPS Provinsi Bali, 2010).
Sulitnya diperoleh air irigasi sebab dewasa ini air sungai lebih banyak dialokasikan ke rumah tangga, hotel, dan lainnya sehingga hal ini mengurangi jatah air untuk pengairan sawah. Saat ini, para petani semakin kesulitan dalam bertani sebab lahan yang tersedia sudah semakin berkurang. Para petani semakin banyak yang menjual tanahnya karena terdesak oleh kebutuhan yang harus dipenuhi. Hal inimakin menyebabkan petani terpuruk dan para pemuda tidak berminat kepada pertanian.
Berbagai cara sudah dikembangkan oleh pihak pemerintah untuk dapat membantu para petani di pedesaan agar lebih maju. Salah satu program yang diunggulkan oleh pemerintah Bali adalah program SIMANTRI, atau Sistem Manajemen Pertanian Terintegrasi. SIMANTRI ini sendiri sudah berjalan sejak tahun 2009 yang dilaksanakan oleh Gabungan Kelompok Tani atau GAPOKTAN yang tersebar di seluruh desa di Bali. Menurut saya sendiri, beberapa hal yang patut dilaksanakan untuk memberdayakan petani di daerah pedesaan di Bali yaitu:
- Mengadakan pendidikan dan pelatihan tentang pertanian, seperti perawatan dan pemeliharaan tanaman, manajemen pertanian, dan sebagainya.
- Menyiapkan kader-kader para penyuluh yang kompetitif dalam memberikan penyuluhan kepada petani.
- Membantu petani dengan memberikan Kredit Usaha Tani (KUT). Melalui KUT ini kita harapkan petani mampu memenuhi kebutuhan untuk berproduksi.
- Mendampingi petani dalam melaksanakan proses produksi sebab para petani sering mengalami masalah terhadap tanaman pertanian terutama dalam hal penanggulangan hama.
- Memfasilitasi para petani dalam berbagai hal yang berkaitan dengan masalah pertanian.
- Mengembangkan konsep pembelajaran berbasis masyarakat agar mereka yang terlibat aktif dalam menangani masalahnya sendiri.
- Menerapkan konsep pembangunan pertanian yang terpadu agar konsep tersebut dapat berjalan dengan baik.
- Mengembangkan sebuah Koperasi Tani yang khusus melayani kebutuhan petani secara menyeluruh.
- Tingkat pedidikan dari para petani.
Pendidikan sangat mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Semakin tinggi tingkat pendidikan para petani maka akan semakin mudah dalam pemberian materi penyuluhan dan konsep-konsep lainnya. - Adanya teknologi pembantu dalam proses produksi.Teknologi dapat mempermudah seseorang dalam bekerja, seperti halnya proses produksi dalm pertanian. Pemakaian traktor akan lebih mudah dalam membajak dari pada menggunakan sapi/kerbau.
- Terjaminnya pasar penjualan hasil produksi
Kendala yang sering dialami para petani dalam pasca panen adalah pemasaran. Para petani kesulitan dalam hal ini sehingga perlu dibantu dalam pencariannya. Komoditi pertanian harus segera dipasarkan sebab komoditi pertanian mudah rusak. - Terjaminnya sarana dan prasarana produksi
Dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai maka proses produksi dapat berjalan dengan baik. - Adanya suatu perencanaan yang matang mengenai keputusan produksi pertanian
Dalam setiap kegiatan yang harus dilakukan, maka perencanaan merupakan bagian yang penting. Tanpa adanya perencanaan yang matang maka proses produksi mungkin tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar