Cara penanaman dengan metode hidroponik sangat berbeda dengan cara bertanam biasa menggunakan media tanah. Metode hidroponik menggunakan media kerikil, pecahan genteng, batu bata, atau arang yang mampu menyerap dan menyimpan air dalam waktu yang cukup lama sehingga tidak perlu sering menyiram. Selain itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan bila kita ingin sukses dalam berkebun hidroponik, yaitu:
- Siapkan tempat budi daya hidroponik yang bersih, selalu mendapat sinar matahari, dan atap bangunan yang dibuat menggunakan plastik transparan. Bila tidak ada, cukup tempatkan tanaman di tempat yang cukup mendapat sinar matahari.
- Membuat sistem perairan dengan metode tetes. Atau bila tidak ada, cukup disiram biasa tetapi frekuensi penyiraman yang diatur. Pemberian air ini merupakan campuran dari nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman karena tidak menggunakan media tanah sehingga tidak menggunakan pupuk padat.
- Menyediakan media tanam yang porus, steril, ringan, dan mudah menyerap dan menyimpan air seperti pecahan genteng, batu bata, arang, potongan sabut kelapa, sekam, dan sebagainya.
- Memberikan pemeliharaan yang baik, termasuk pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, dan penjarangan.
- Membuat larutan nutrisi yang tepat untuk masing-masing jenis tanaman. Nutrisi utama yang diperlukan tanaman yaitu H, N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Cu, Cl, Zn, dan Mo. Dua nutrisi utama lainnya yaitu C dan O dapat terpenuhi lewat udara. Nutrisi ini dapat diperoleh melalui pupuk cair yang banyak dijual di toko-toko pertanian seperti Urea, KCl, NPK, Gandasil-D dan B, dan sebagainya.
- Memilih jenis bibit tanaman yang mempunyai daya tumbuh tinggi. Bibit berkualitas dapat diperoleh di toko-toko pertanian.
Setelah semua hal-hal di atas diperhatikan, maka saatnya kita mulai menanam tanaman hidroponik kita. Sebagai contoh, kita ingin menanam tomat dalam media hidroponik. Berikut ini langkah-langkah dalam membuat hiroponik tomat.
- Siapkan media penanaman yang terdiri dari pot ukuran sedang, pecahan genteng, batu bata, sekam, arang, dan potongan serabut kelapa.
- Pilih benih yang akan disemai. Sebelum ditanam, bibit harus sudah tumbuh dari bijinya. Untuk menumbuhkan bibit, biji tomat harus direndam dalam air selama 16- 20 jam. Sebaiknya, saat mulai merendam, air yang digunakan bersuhu 50o C (hangat). Hal ini bertujuan agar bibit penyakit dalam biji akan mati, akan tetapi jangan lebih dari suhu tersebut karena embrio akan mati. Setelah bibit tampak tumbuh, tanam benih pada polybag kecil dengan media sekam dan sedikit tanah, kemudian siram sampai medianya jenuh dengan air. Jaga kelembapan media selam proses penyemaian.
- Setelah bibit tumbuh daun (kira-kira 3 - 5 helai), maka bibit tomat sudah siap dipindahkan ke media hidroponik. Sebelum memindahkan tanaman, sebaiknya benih disiram sampai media jenuh air. Hal ini bertujuan agar benih masih memiliki akar saat dicabut dan tidak mengalami stress.
- Setelah ditanam, benih ditempatkan di tempat yang cukup mendapat sinar matahari atau di bangunan yang beratap plastik. Kemudian disiram dengan larutan campuran pupuk tersebut. Dosis yang disarankan adalah untuk 10 liter air, campurannya Urea, KCl, dan NPK masing-masing 10 gram, Gandasil 5 gram, dan pupuk cair 2,5 cc. Bila kita memiliki banyak tanaman, maka kita dapat menggunakan metode irigasi tetes untuk menghemat waktu penyiraman.
- Lakukan penyiraman setiap hari denan volume penyiraman sebanyak 500 cc per hari. Lakukan pemangkasan dan buat penopang bila diperlukan.
- Agar tanaman lebih cepat tumbuh dan berbuah, berikan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).
Sekian tips saya mengenai cara bertanam hidroponik. Selamat Mencoba!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar